Judul mungkin sedikit membingungkan. Atau justru kontroversi bagi gereja gereja aliran pentakosta dan karismatik. Namun penulis mengangkat judul ini bedasarkan sebuah permasalahan yang akan coba di bahas penulis.
Kasus : Seorang nenek usia 90Thn dengan penyakit terminal menyatakan bertobat menerima Yesus kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidupnya. Ia meminta untuk dibaptis dan keluarganya pun mengizinkannya. Lalu bagaimana dengan kita sebagai hamba Tuhan dalam menghadapi hal seperti ini..?Penulis sendiri memiliki beberapa pandangan mengenai hal ini.
Pandangan pertama, sebagai hamba Tuhan kita tidak harus membaptis nenek tersebut bahkan dengan baptisan selam. Menimbang beberapa hal seperti usia dan penyakit yang ia derita. Lalu apa yg dilakukan tetap memberikan baptisan yaitu dengan cara percik (seperti gereja mainstream) atau dengan dibasuh dengan air. Yang menekankan kepada pertobatannya serta bagaimana nenek tersebut meninggalkan manusia lamanya dan menerima Yesus kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat bagi dia. Alkitab pun tidak mencatat mengenai sebuah hal teknis/cara dalam baptisan,yang hal ini kita temukan di beberapa case di Kisah para rasul. Seperti ketika filipus membaptis sida-sida etiopia,paulus membaptis kepala penjara di Filipi,Petrus membaptis keluarga kornelius, Ananias membaptis Paulus. Namun juga perlu kita ketahui bahwa lukas tidak tertarik pada sesuatu hal yg bersifat teknis/cara namun lebih pada peranan roh kudus..
Pandangan kedua,yaitu dengan tidak membaptisnya baik secara selam maupun percik/basuh. Hal ini mengingat bahwa usia dan kondisinya serta dasar alkitabnya lebih pada ketika penjahat di sebelah Yesus bertobat tidaklah harus dibaptis oleh Yesus terlebih dahulu namun penekannya lebih pada Pertobatan orang tersebut.
Sehingga kesimpulannya ialah bagaimana kita mementingkan sebuah hal hal esensial dibandingkan sebuah teknis dalam pelaksanaannya. Serta penting bagi kita mempertanggung jawabkan secara alkitabiah.
Terimakasih
Tuhan Yesus memberkati
Komentar
Posting Komentar